Development of Chemistry Learning Tools for Second Grade Senior High School In Intermolecular Force Using Group Investigation Model of Learning and Media Animation
Siti
Marwiyah1)
diujikan
tanggal 10 Nopember 2011
Pembimbing
1: Dr.rer.nat. Rayandra Asyhar, M. Si
Pembimbing
2: Drs. Faizar Farid, M. Si
1)Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Jambi, Jln.
Jambi-Ma.Bulian Km. 15 Mendalo Darat Jambi, Telp. (0741)-581121, 081366473790,
ABSTRACT.
Government Regulation Number 41 of 2007
requires that the education units for educators to develop the implementation
plan of learning. Planning is done so that implementation
of the curriculum can be run well. In this study the development of learning by using group learning model animation media on the investigation and inter-molecular forces of matter. The device consists of
learning developed from the syllabus, lesson plans, teaching materials,
worksheets, and evaluation. The procedure used is a Dick &
Carey (2001) model. From the results of the
assessment on the validation of the product is valid with the percentage of
final validation was 95% and 98.89%, which means that the device has decent
learning is used in chemistry teaching in the classroom. From the results of the
assessment on the response of product trials can be concluded that the learning
result of the development is very good / very decent / very effectively used in
improving the activity, ie at the second trial of 92.78% with the percentage of
students completeness of 88.46%.
Key words: development, learning
tools, learning model group investigation, media animation.
PENDAHULUAN
Dalam proses
pembelajaran kehadiran seorang guru memegang peranan penting. Keberhasilan
seorang guru dalam pembelajaran sangat bergantung pada perencanaan atau
persiapan yang matang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
yang berkaitan dengan standar proses mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat
mengembangkan perencanaan pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses
pembelajaran yang mensyaratkan bahwa guru dapat mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (Devi, 2009). Kesemuanya ini akan terurai dalam perangkat
pembelajaran.
Berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), gaya antarmolekul adalah bagian
materi struktur atom pada pelajaran kimia kelas XI semester 1. Materi ini berisi teori-teori mengenai interaksi
antarmolekul. Pada pokok bahasan ini dipelajari tentang gaya tarik-menarik
antara molekul satu dengan molekul lainnya yang tidak dapat dilihat secara
kasat mata. Untuk itu diperlukan imajinasi yang kuat dari siswa untuk
mengambarkan ikatan yang terjadi antarmolekul tersebut. Tetapi tidak semua
siswa yang dapat mengimajinasikan ikatan yang terjadi antara molekul satu
dengan molekul lainnya.
Salah satu model
pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan aktivitas siswa sehingga
berimplikasi pada hasil belajar siswa yang lebih baik adalah model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation. Model pembelajaran group investigation ini menekankan pada
partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi)
pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia. Kemudian
informasi tersebut didiskusikan dalam kelompok dan selanjutnya dipresentasikan
di depan kelas.
Berdasarkan
karakteristik materi gaya antarmolekul, media yang sesuai digunakan adalah
media animasi. Dengan demikian penyusunan perangkat pembelajaran dengan model group investigation dan media animasi
dimungkinkan dapat membantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran, terutama dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
METODE PENGEMBANGAN
Model pengembangan
yang digunakan dalam pengembangan ini adalah model Dick and Carey (2001).
Desain berupa perangkat pembelajaran kimia yang meliputi silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran, materi ajar, lembar kerja siswa, serta instrumen evaluasi
pada materi gaya antarmolekul menggunakan model pembelajaran group investigation dan media animasi
yang disesuaikan dengan KTSP untuk siswa kelas XI SMA.
Draft
1 hasil pengembangan divalidasi oleh tim ahli beberapa kali sampai
kualitas produk dianggap baik. Hasil revisi 1 berupa draft 2 yang akan
dinilai kembali oleh dua orang guru kimia, kemudian di uji cobakan di
SMA Negeri 6
Muaro Jambi kelas XI IPA kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA Negeri 6 Muaro
Jambi.
Pengumpulan data
dalam penelitian ini yang digunakan berupa angket (angket validasi ahli,
tanggapan guru, maupun tanggapan siswa mengenai proses pembelajaran, lembar
observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran, hasil
belajar siswa selama proses pembelajaran, dan dokumentasi yaitu perangkat
pembelajaran yang dipakai oleh guru sebelumnya dan daftar nama-nama siswa.
Data yang
diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah saran
yang diperoleh dari ahli mengenai perbaikan produk. Sedangkan data kuantitatif
diperoleh dari skor angket, lembar observasi, dan tes hasil belajar. Teknik
analisis data angket dilakukan menggunakan skala Likert dengan option jawaban berbentuk
data kuantitatif.
Kemudian dianalisis data deskriptif dihitung menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
P=(F/N) x 100%
Kemudian dianalisis data deskriptif dihitung menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
P=(F/N) x 100%
Keterangan : P : persentase yang
dicari
F : banyaknya data
N : jumlah responden
Untuk keperluan
pengambilan keputusan mengenai layak tidaknya produk pengembangan ini, maka
digunakan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
Tabel
2. Kualifikasi Produk
Skor
|
Tingkat
Pencapaian
|
Kualifikasi
|
5
4
3
2
1
|
81% - 100%
61% - 80%
41% - 60%
21% - 40%
0% - 20%
|
Sangat baik/ sangat layak/ sangat efektif
Baik/ layak/ efektif
Cukup baik/cukup layak/ cukup efektif
Kurang baik/ kurang layak/ kurang efektif
Sangat tidak baik/ sangat tidak layak/ sangat tidak
efektif
|
Data hasil observasi diolah dengan
menggunakan rumus:
%skor= (total skor yang diperoleh/skor maksimal) x 100%
%skor= (total skor yang diperoleh/skor maksimal) x 100%
Sedangkan persentase
ketuntasan belajar klasikal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
%skor= (jumlah siswa yang mencapai KKM/ jumlah seluruh siswa) x 100%
%skor= (jumlah siswa yang mencapai KKM/ jumlah seluruh siswa) x 100%
HASIL PENGEMBANGAN
Hasil penelitian
ini berupa (1) sebuah perangkat pembelajaran kimia materi gaya antarmolekul
untuk kelas XI IPA Sekolah Menengah Atas serta (2) aktivitas dan hasil belajar
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 6 Muaro Jambi. Adapun langkah-langkah pengembangan
perangkat adalah sebagai berikut:
1.
Identifikasi
tujuan
Hasil identifikasi
tujuan ini dijabarkan setiap komponen sebagai berikut:
a. Standar
Kompetensi materi gaya antarmolekul adalah memahami struktur atom untuk
meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat-sifat
senyawa.
b. Kompetensi
Dasar materi gaya antarmolekul adalah menjelaskan interaksi antarmolekul (gaya
antarmolekul) dan sifat zat.
c.
Indikator yang
digunakan pada silabus dan RPP kimia SMA Negeri 6 Muaro jambi adalah sebagai
berikut:
Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik
didih, titik leleh) berdasarkan perbedaan gaya antarmolekul (gaya van der
Waals, gaya London, dan ikatan hidrogen).
Indikator di atas secara tegas menunjukkan
dua kelemahan. Pertama, indikator hanya merumuskan aspek kognitif, kedua,
penggunaan kata kerja “menjelaskan” berada pada ranah kognitif rendah (comprehension) atau C2 dalam taksonomi
Anderson, sedangkan kata kerja “menerapkan” berada pada C3 (aplication).
d. Materi
pelajaran tidak dilampirkan bersama perangkat pembelajaran yang digunakan guru
SMA Negeri 6 Muaro Jambi. Sedangkan materi yang tertera dalam silabus dan RPP
hanya berupa judul dan poin-poin penting saja.
e. Kegiatan
pembelajaran dalam silabus sekolah menggunakan metode diskusi dan tanya jawab.
Namun, langkah-langkah pembelajaran yang tertera dalam RPP tidak jelas dan
tidak mencerminkan metode tersebut. Pada langkah-langkah pembelajaran tergambar
bahwa metode yang digunakan masih bersifat teacher
centered learning. Interaksi kelas terjadi dan dikendalikan guru. Tidak ada
pembagian kelompok siswa, tidak ada pemecahan masalah yang dilakukan siswa,
tidak ada kolaborasi antarsiswa, serta tidak nampak adanya eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi selama kelas berlangsung.
f. Penilaian
yang digunakan belum mencakup ketiga ranah aspek penilaian, tetapi baru aspek
kognitif saja yang terpenuhi.
g. Sumber
Belajar/Bahan/Alat yang digunakan oleh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 6 Muaro
jambi masih minim, yaitu sekitar 4-5 orang siswa yang memiliki buku paket.
Sedangkan bahan/alat yang tertera dalam silabus adalah bahan presentasi, LCD,
dan Komputer. Namun dalam pelaksanaannya bahan/alat tersebut tidak digunakan
selama kegiatan pembelajaran.
2.
Analisis
pembelajaran
Solusi yang tepat
untuk mengatasi permasalahan di atas, adalah sebagai berikut:
a.
Meningkatkan
tingkat kata kerja operasional indikator menjadi C4 sesuai dengan taksonomi
Anderson. Selain itu, indikator yang dikembangkan mencakup tiga ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor.
b.
Mengembangkan
materi pelajaran dengan variasi gambar dan warna yang menarik. serta memuat
informasi yang lengkap mengenai materi pelajaran.
c.
Merancang kegiatan
pembelajaran dengan model group
investigation, sehingga siswa dapat berkolaborasi dalam kelompok dan aktif
dalam kegiatan pembelajaran sehingga fase eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi
terlihat.
d.
Mengembangkan
intrumen penilaian yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
e.
Menggunakan media
animasi yang dimungkinkan dapat memfasilitasi siswa, sehingga pembelajaran
dapat diubah menjadi student centered
learning. Sedangkan alat/ bahan seperti komputer dapat dimanfaatkan dalam
penggunaan media animasi pada proses pembelajaran.
3.
Identifikasi
tingkah laku awal dan karakteristik siswa
Siswa SMA kelas XI
memiliki perkiraan usia 15-17 tahun, maka menurut piaget pada tahap ini siswa
sudah mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik dan kompleks
daripada anak yang masih dalam tahap operasional konkrit. Berdasarkan hasil
pretes, dapat dikatakan kemampuan kognitif siswa kelas XI IPA SMA Negeri 6
Muaro jambi adalah rata-rata. Siswa-siswa tersebut mempunyai minat belajar yang
cukup tinggi, dan dari segi bakat siswa terampil dalam menggunakan komputer,
dan beberapa siswa telah memiliki laptop sendiri. Selain itu, dari hasil
wawancara dengan guru, siswa SMA Negeri 6 Muaro Jambi sangat kompak. Dengan
adanya minat belajar yang tinggi, bakat dalam menggunakan komputer serta
kerjasama siswa yang sangat baik maka sangat cocok bila pengajaran dilakukan
secara berkelompok menggunakan media komputer. Selain itu kemampuan awal dan
tingkat perkembangan kognitif yang relatif sama, maka rata-rata siswa dapat
menyelesaikan masalahnya sendiri. Oleh karena itu, pengajaran yang cocok
dilakukan adalah pembelajaran kooperatif berbasis pemecahan masalah.
4.
Merumuskan
tujuan pembelajaran
Berikut hasil
rumusan tujuan pembelajaran materi gaya antarmolekul:
Tujuan
Pembelajaran dalam Silabus SMA Negeri 6 Muaro Jambi
1. Menjelaskan
perbedaan sifat fisik (titik didih, titik beku) berdasarkan perbedaan gaya
antarmolekul (gaya van der Waals, gaya London, dan ikatan hidrogen).
2. Menerapkan
hubungan besarnya gaya van der Waals dengan ukuran molekul untuk menjelaskan
sifat fisiknya.
Tujuan
Pembelajaran Hasil Pengembangan
Kognitif
1. Setelah
mempelajari materi melalui media animasi ini, siswa dapat membedakan gaya van
der waals dengan gaya London dengan tepat.
2. Apabila
diberi tabel/grafik, siswa dapat menganalisis terjadinya penyimpangan titik didih
pada molekul yang memiliki ikatan hidrogen dengan benar.
3. Setelah
mempelajari materi melalui media animasi ini, siswa dapat menganalisis
sifat-sifat fisik molekul berdasarkan gaya antarmolekul dengan benar.
Afektif
1. Selama
kegiatan pembelajaran, siswa menghargai pendapat teman lain baik melalui lisan
maupun tingkah laku.
2. Selama
mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa mampu mengajukan ide, pendapat atau
pertanyaan terkait dengan materi pelajaran.
3. Apabila
diajukan pertanyaan oleh guru atau teman, siswa mampu memberikan resspon
positif sesuai dengan materi yang ditanyakan.
4. Selama
mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa menunjukkan keaktifan, kesungguhan, dan
kerja keras.
Psikomotor
1. Siswa
dapat mendemonstrasikan keterampilan dalam menggambarkan grafik titik didih
dengan molekul yang membentuk ikatan hidrogen.
2. Siswa
dapat merancang gambar gaya antarmolekul.
5.
Pengembangan
tes acuan patokan.
Pada tahap ini
dilakukan pengembangan seperangkat alat evaluasi, yaitu evaluasi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor. Bentuk penilaian aspek kognitif yang
digunakan adalah essay singkat yang
terdiri dari 7 soal dan telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran kognitif. Bentuk
penilaian aspek afektif materi gaya antarmolekul yang digunakan adalah lembar
observasi yang terdiri dari 10 aspek yang dinilai dan telah disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran afektif. Bentuk penilaian aspek psikomotor materi gaya
antarmolekul yang digunakan adalah lembar observasi yang terdiri dari 2 aspek
yang dinilai dan telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran psikomotorik.
6.
Pengembangan
strategi pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran
yang sesuai untuk pengembangan perangkat pembelajaran kimia materi gaya
antarmolekul ini adalah pembelajaran kooperatif group investigation. Sintaks model pembelajaran group investigation tertuang dalam RPP.
7.
Pengembangan
perangkat pembelajaran
Perangkat
pembelajaran ini dikembangkan dengan penampilan yang berbeda, yaitu dengan
menggunakan model dan media pembelajaran yang menarik dan dilengkapi dengan
materi ajar dengan variasi warna dan gambar, sehingga materi ajar dalam
perangkat pembelajaran juga dapat digunakan oleh siswa. Berikut desain produk pengembangan:
a)
Silabus
Pengembangan
silabus dilakukan pada bagian kegiatan pembelajaran dan indikator. Sedangkan SK
dan KD yang digunakan adalah SK dan KD dalam silabus KTSP. Rumusan kegiatan
pembelajaran disesuaikan dengan model group
investigation dan media animasi, sedangkan indikator merupakan hasil
pengembangan yang disesuaikan dengan kompetensi dasar yang harus dicapai
peserta didik.
b)
RPP
Rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan disesuaikan silabus.
Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP mengacu pada model pembelajaran group investigation dan media animasi.
c)
Materi Ajar
Penyusunan materi
ajar berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai peserta didik, yaitu
terdiri dari: Pengantar, Gaya London, Gaya van der Waals, Ikatan hidrogen, dan Titik
Didih dan titik lebur molekul.
d)
LKS
Penentuan
soal-soal latihan dalam lembar kerja siswa disesuaikan dengan materi yang
dipelajari dan tujuan yang ingin dicapai. Soal-soal dalam LKS terdiri dari 3
soal masing-masing sudah mencakup gaya van der Waals, gaya London, dan ikatan
hidrogen.
e)
Evaluasi
Instrumen evaluasi
yang dikembangkan meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa.
f)
Daftar Pustaka
Pada daftar
pustaka ditulis semua sumber-sumber yang diperoleh dalam pembuatan perangkat
pembelajaran materi gaya antarmolekul. Sumber diperoleh dari buku-buku
pelajaran dari berbagai penerbit, dan internet.
8.
Melaksanakan
evaluasi formatif
Pada evaluasi formatif diperoleh data dari hasil validasi ahli, penilaian
guru, dan uji coba produk yang meilputi hasil observasi dan hasil belajar
siswa, yaitu sebagai berikut:
a. Hasil Validasi Ahli
Skor total yang
diperoleh dari angket penilaian perangkat pembelajaran dapat dilihat pada
grafik berikut:
Gambar
1
|
Persentase
hasil validasi produk oleh tim ahli
|
Dari grafik
tersebut, bisa dilihat bahwa validasi perangkat pembelajaran terakhir oleh ahli
1 sebesar 95% dan ahli 2 sebesar 98,89% yang bisa dikategorikan sangat baik/
sangat layak/ sangat efektif.
b. Hasil Penilaian Guru
Gambar 2
|
Persentase hasil penilaian guru
|
Berdasarkan gambar
di atas dapat dikatakan bahwa rata-rata hasil penilaian guru mengenai perangkat
pembelajaran adalah 90% dengan kualifikasi produk sangat baik/ sangat layak/
sangat efektif.
c. Hasil Tanggapan Siswa
Gambar
3.
|
Persentase
tanggapan siswa
|
Pada grafik di
atas dapat dikatakan bahwa pada uji coba I maupun uji coba II telah memenuhi
kriteria sangat baik/ sangat layak/ sangat efektif.
d. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Gambar
4.
|
Persentase
keaktifan siswa
|
Berdasarkan grafik
diatas diperoleh persentase rata-rata keaktifan siswa pada uji coba I adalah
81,67% dengan kategori sangat aktif sedangkan hasil observasi aktivitas guru
selama menggunakan perangkat pembelajaran juga telah memenuhi kategori sangat
baik. Pada uji coba kedua diperoleh rata-rata keaktifan siswa sebesar 92,78%
dengan kategori sangat aktif, dan hasil observasi aktivitas guru meningkat
menjadi 92,50% dengan kategori sangat baik. Dengan kata lain, dapat dikatakan
bahwa aktivitas siswa meningkat selama pembelajaran menggunakan perangkat
pembelajaran karena lebih dari 75% peserta didik terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran.
e. Hasil Belajar Siswa
Hasil post-test uji coba I di kelas XI.IPA 1 diperoleh
sebanyak 19 orang siswa dari 23 siswa kelas XI.IPA 1 telah tuntas menyelesaikan
pembelajaran dengan persentase ketuntasan siswa adalah 82,61%. Persentase
tersebut menunjukan penggunaan perangkat pembelajaran pada uji coba I belum
efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Sedangkan hasil post-test pada uji coba II di kelas
XI.IPA 2 adalah sebanyak 23 orang siswa dari 26 siswa kelas XI.IPA 2 telah
tuntas menyelesaikan pembelajaran dengan persentase ketuntasan siswa adalah
88,46%. Persentase tersebut menunjukan penggunaan perangkat pembelajaran pada
uji coba II sudah efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Karena lebih
dari 85% siswa secara klasikal telah mencapai nilai KKM.
9.
Revisi
perangkat pembelajaran
Revisi yang dilakukan ada dua tipe. Tipe pertama adalah
perbaikan perangkat pembelajaran sesuai dengan saran ahli pada saat validasi
produk. Revisi
pada validasi pertama adalah perbaikan pada bagian redaksi kalimat, evaluasi
kognitif, dan lembar observasi afektif serta psikomotor, revisi pada validasi kedua
dilakukan dengan melakukan pengeditan dan memberikan warna yang menarik, dan
pada revisi ketiga oleh ahli dikatakan bahwa produk sudah sangat baik. Revisi tipe kedua yang dilakukan
adalah perbaikan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari uji coba pertama, yaitu
dengan mempertegas dalam memberikan instruksi kegiatan kepada siswa sewaktu
pembelajaran.
10. Melaksanakan evaluasi sumatif
Berdasarkan hasil
uji coba dapat dikatakan bahwa produk berupa perangkat pembelajaran sudah
memenuhi kritetia efektif dan efisien. Hal ini dapat dilihat pada grafik
berikut yang menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar, aktivitas, serta
tanggapan siswa setelah kegiatan pembelajaran dari uji coba pertama ke uji coba
kedua.
Gambar
4.1.
|
Peningkatan
hasil belajar, aktivitas, serta tanggapan siswa dalam kegiatan pembelajaran
|
KESIMPULAN
Pengembangan
perangkat pembelajaran pada materi gaya antarmolekul dengan model group investigation dan media animasi
ini dilakukan mengikuti sepuluh tahapan pengembangan menurut dick and carey (2001). Hasil validasi menunjukkan
bahwa produk yang dihasilkan memenuhi kategori sangat baik/ sangat layak/
sangat efektif.
Aktivitas siswa
meningkat setelah pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran materi
gaya antarmolekul dengan model group investigation dan media animasi,
yaitu dengan persentase aktivitas siswa 92,78% sudah memenuhi kategori sangat
aktif, yaitu sama atau lebih dari 85% siswa aktif dalam pembelajaran. Sedangkan
persentase siswa yang tuntas sesuai KKM adalah 88,46%. Dari persentase tesebut dapat dilihat bahwa
pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran dengan model group
investigation dan media animasi dikatakan efektif meningkatkan aktivitas
serta hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Dick, W dan Carey, Lou. 2001. The
Systematic Design of Instruction Sixt edition. New york. Pearson
Devi. 2009. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran. Bandung: PPPPPTIK IPA
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.41. 2007 Standar Proses untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/standar-proses-_permen-41-2007_.pdf
di akses pada 18 September 2011
No comments:
Post a Comment