Monday, May 25, 2015

Soal Tipe B



Petunjuk Pengisian jawaban


1.   Soal ini terdiri dari dua tipe, yaitu tipe A dan tipe B. Seauaikan dengan tipe soal yang kalian dapatkan saat mid.

2.   Jawaban kalian harus ditulis secara berurutan tidak boleh diacak.

3.   Jawablah setiap pertanyaan menurut kemampuan kalian masing-masing pada kertas double folio

4.   Jika jawaban kalian terlihat sama persis dengan milik teman kalian, maka skor kalian yang mencontek dan yang memberi contekan akan dikurangi 10 pada setiap jawaban yang terlihat sama persis.




FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU PENDIDIKAN
IAIN STS JAMBI

UJIAN MID SEMESTER
Prodi                             : Pendidikan Biologi
Semester/ Kelas          : 4/ C dan D
Mata Kuliah/SKS         : Biokimia/2 SKS                                                       
Sifat                              : Close Book
Waktu                           : 60 menit
Tipe Soal                      : B

(10)
1.      Jelaskan maksud dari istilah “Benda hidup dikatakan berasal dari benda mati”!
(20)
2.      Sebutkan macam-macam vitamin dan fungsi biokimianya!
(20)
3.      Apa yang dimaksud dengan
a.   Inhibitor non-kompetitif
b. Kofaktor Enzim
c. Atom C kiral asam amino

d.Stereoisomer R asam Amino
e. Struktur Tersier protein
f.  Holoenzim

(20)
4.      Jelaskan dengan skema mekanisme kerja hormon!
(15)
5.      Buatlah rumus kompleks ninhidrin dan warna yang dihasilkan pada uji asam amino!
(15)
6.      Jelaskan mekanisme kerja enzim berdasarkan grafik berikut!

Sunday, May 24, 2015


Development of Chemistry Learning Tools for Second Grade Senior High School In Intermolecular Force Using Group Investigation Model of Learning and Media Animation

Siti Marwiyah1)

diujikan tanggal 10 Nopember 2011

Pembimbing 1: Dr.rer.nat. Rayandra Asyhar, M. Si
Pembimbing 2: Drs. Faizar Farid, M. Si

1)Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Jambi, Jln. Jambi-Ma.Bulian Km. 15 Mendalo Darat Jambi, Telp. (0741)-581121, 081366473790,

ABSTRACT.

Government Regulation Number 41 of 2007 requires that the education units for educators to develop the implementation plan of learning. Planning is done so that implementation of the curriculum can be run well. In this study the development of learning by using group learning model animation media on the investigation and inter-molecular forces of matter. The device consists of learning developed from the syllabus, lesson plans, teaching materials, worksheets, and evaluation. The procedure used is a Dick & Carey (2001) model. From the results of the assessment on the validation of the product is valid with the percentage of final validation was 95% and 98.89%, which means that the device has decent learning is used in chemistry teaching in the classroom. From the results of the assessment on the response of product trials can be concluded that the learning result of the development is very good / very decent / very effectively used in improving the activity, ie at the second trial of 92.78% with the percentage of students completeness of 88.46%. 
Key words: development, learning tools, learning model group investigation, media animation. 

PENDAHULUAN

Dalam proses pembelajaran kehadiran seorang guru memegang peranan penting. Keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran sangat bergantung pada perencanaan atau persiapan yang matang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang berkaitan dengan standar proses mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan perencanaan pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bahwa guru dapat mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (Devi, 2009). Kesemuanya ini akan terurai dalam perangkat pembelajaran.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), gaya antarmolekul adalah bagian materi struktur atom pada pelajaran kimia kelas XI semester 1. Materi  ini berisi teori-teori mengenai interaksi antarmolekul. Pada pokok bahasan ini dipelajari tentang gaya tarik-menarik antara molekul satu dengan molekul lainnya yang tidak dapat dilihat secara kasat mata. Untuk itu diperlukan imajinasi yang kuat dari siswa untuk mengambarkan ikatan yang terjadi antarmolekul tersebut. Tetapi tidak semua siswa yang dapat mengimajinasikan ikatan yang terjadi antara molekul satu dengan molekul lainnya.
Salah satu model pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan aktivitas siswa sehingga berimplikasi pada hasil belajar siswa yang lebih baik adalah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Model pembelajaran group investigation ini menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia. Kemudian informasi tersebut didiskusikan dalam kelompok dan selanjutnya dipresentasikan di depan kelas.
Berdasarkan karakteristik materi gaya antarmolekul, media yang sesuai digunakan adalah media animasi. Dengan demikian penyusunan perangkat pembelajaran dengan model group investigation dan media animasi dimungkinkan dapat membantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran, terutama dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

METODE PENGEMBANGAN

Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan ini adalah model Dick and Carey (2001). Desain berupa perangkat pembelajaran kimia yang meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, materi ajar, lembar kerja siswa, serta instrumen evaluasi pada materi gaya antarmolekul menggunakan model pembelajaran group investigation dan media animasi yang disesuaikan dengan KTSP untuk siswa kelas XI SMA.
Draft 1 hasil pengembangan divalidasi oleh tim ahli beberapa kali sampai kualitas produk dianggap baik. Hasil revisi 1 berupa draft 2 yang akan dinilai kembali oleh dua orang guru kimia, kemudian di uji cobakan di SMA Negeri 6 Muaro Jambi kelas XI IPA kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA Negeri 6 Muaro Jambi.
Pengumpulan data dalam penelitian ini yang digunakan berupa angket (angket validasi ahli, tanggapan guru, maupun tanggapan siswa mengenai proses pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran, hasil belajar siswa selama proses pembelajaran, dan dokumentasi yaitu perangkat pembelajaran yang dipakai oleh guru sebelumnya dan daftar nama-nama siswa.
Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah saran yang diperoleh dari ahli mengenai perbaikan produk. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari skor angket, lembar observasi, dan tes hasil belajar. Teknik analisis data angket dilakukan menggunakan skala Likert dengan option jawaban berbentuk data kuantitatif.
Kemudian dianalisis data deskriptif dihitung menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
P=(F/N) x 100%
Keterangan :    P          : persentase yang dicari
                        F          : banyaknya data
                        N         : jumlah responden
Untuk keperluan pengambilan keputusan mengenai layak tidaknya produk pengembangan ini, maka digunakan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
Tabel 2. Kualifikasi Produk
Skor
Tingkat Pencapaian
Kualifikasi
5
4
3
2
1
81% - 100%
61% - 80%
41% - 60%
21% - 40%
0% - 20%
Sangat baik/ sangat layak/ sangat efektif
Baik/ layak/ efektif
Cukup baik/cukup layak/ cukup efektif
Kurang baik/ kurang layak/ kurang efektif
Sangat tidak baik/ sangat tidak layak/ sangat tidak efektif
Data hasil observasi diolah dengan menggunakan rumus: 
             %skor= (total skor yang diperoleh/skor maksimal) x 100%
Sedangkan persentase ketuntasan belajar klasikal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
%skor= (jumlah siswa yang mencapai KKM/ jumlah seluruh siswa) x 100%

HASIL PENGEMBANGAN

Hasil penelitian ini berupa (1) sebuah perangkat pembelajaran kimia materi gaya antarmolekul untuk kelas XI IPA Sekolah Menengah Atas serta (2) aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 6 Muaro Jambi. Adapun langkah-langkah pengembangan perangkat adalah sebagai berikut:
1.      Identifikasi tujuan
Hasil identifikasi tujuan ini dijabarkan setiap komponen sebagai berikut:
a.       Standar Kompetensi materi gaya antarmolekul adalah memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat-sifat senyawa.
b.      Kompetensi Dasar materi gaya antarmolekul adalah menjelaskan interaksi antarmolekul (gaya antarmolekul) dan sifat zat.
c.       Indikator yang digunakan pada silabus dan RPP kimia SMA Negeri 6 Muaro jambi adalah sebagai berikut:
      Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik leleh) berdasarkan perbedaan gaya antarmolekul (gaya van der Waals, gaya London, dan ikatan hidrogen).
      Indikator di atas secara tegas menunjukkan dua kelemahan. Pertama, indikator hanya merumuskan aspek kognitif, kedua, penggunaan kata kerja “menjelaskan” berada pada ranah kognitif rendah (comprehension) atau C2 dalam taksonomi Anderson, sedangkan kata kerja “menerapkan” berada pada C3 (aplication).
d.      Materi pelajaran tidak dilampirkan bersama perangkat pembelajaran yang digunakan guru SMA Negeri 6 Muaro Jambi. Sedangkan materi yang tertera dalam silabus dan RPP hanya berupa judul dan poin-poin penting saja.
e.       Kegiatan pembelajaran dalam silabus sekolah menggunakan metode diskusi dan tanya jawab. Namun, langkah-langkah pembelajaran yang tertera dalam RPP tidak jelas dan tidak mencerminkan metode tersebut. Pada langkah-langkah pembelajaran tergambar bahwa metode yang digunakan masih bersifat teacher centered learning. Interaksi kelas terjadi dan dikendalikan guru. Tidak ada pembagian kelompok siswa, tidak ada pemecahan masalah yang dilakukan siswa, tidak ada kolaborasi antarsiswa, serta tidak nampak adanya eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi selama kelas berlangsung.
f.       Penilaian yang digunakan belum mencakup ketiga ranah aspek penilaian, tetapi baru aspek kognitif saja yang terpenuhi.
g.      Sumber Belajar/Bahan/Alat yang digunakan oleh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 6 Muaro jambi masih minim, yaitu sekitar 4-5 orang siswa yang memiliki buku paket. Sedangkan bahan/alat yang tertera dalam silabus adalah bahan presentasi, LCD, dan Komputer. Namun dalam pelaksanaannya bahan/alat tersebut tidak digunakan selama kegiatan pembelajaran.
2.      Analisis pembelajaran
Solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan di atas, adalah sebagai berikut:
a.         Meningkatkan tingkat kata kerja operasional indikator menjadi C4 sesuai dengan taksonomi Anderson. Selain itu, indikator yang dikembangkan mencakup tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
b.         Mengembangkan materi pelajaran dengan variasi gambar dan warna yang menarik. serta memuat informasi yang lengkap mengenai materi pelajaran.
c.         Merancang kegiatan pembelajaran dengan model group investigation, sehingga siswa dapat berkolaborasi dalam kelompok dan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga fase eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi terlihat.
d.        Mengembangkan intrumen penilaian yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
e.         Menggunakan media animasi yang dimungkinkan dapat memfasilitasi siswa, sehingga pembelajaran dapat diubah menjadi student centered learning. Sedangkan alat/ bahan seperti komputer dapat dimanfaatkan dalam penggunaan media animasi pada proses pembelajaran.
3.      Identifikasi tingkah laku awal dan karakteristik siswa
Siswa SMA kelas XI memiliki perkiraan usia 15-17 tahun, maka menurut piaget pada tahap ini siswa sudah mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik dan kompleks daripada anak yang masih dalam tahap operasional konkrit. Berdasarkan hasil pretes, dapat dikatakan kemampuan kognitif siswa kelas XI IPA SMA Negeri 6 Muaro jambi adalah rata-rata. Siswa-siswa tersebut mempunyai minat belajar yang cukup tinggi, dan dari segi bakat siswa terampil dalam menggunakan komputer, dan beberapa siswa telah memiliki laptop sendiri. Selain itu, dari hasil wawancara dengan guru, siswa SMA Negeri 6 Muaro Jambi sangat kompak. Dengan adanya minat belajar yang tinggi, bakat dalam menggunakan komputer serta kerjasama siswa yang sangat baik maka sangat cocok bila pengajaran dilakukan secara berkelompok menggunakan media komputer. Selain itu kemampuan awal dan tingkat perkembangan kognitif yang relatif sama, maka rata-rata siswa dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Oleh karena itu, pengajaran yang cocok dilakukan adalah pembelajaran kooperatif berbasis pemecahan masalah.
4.      Merumuskan tujuan pembelajaran
Berikut hasil rumusan tujuan pembelajaran materi gaya antarmolekul:
Tujuan Pembelajaran dalam Silabus SMA Negeri 6 Muaro Jambi
1.      Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik beku) berdasarkan perbedaan gaya antarmolekul (gaya van der Waals, gaya London, dan ikatan hidrogen).
2.      Menerapkan hubungan besarnya gaya van der Waals dengan ukuran molekul untuk menjelaskan sifat fisiknya.
Tujuan Pembelajaran Hasil Pengembangan
Kognitif
1.      Setelah mempelajari materi melalui media animasi ini, siswa dapat membedakan gaya van der waals dengan gaya London dengan tepat.
2.      Apabila diberi tabel/grafik, siswa dapat menganalisis terjadinya penyimpangan titik didih pada molekul yang memiliki ikatan hidrogen dengan benar.
3.      Setelah mempelajari materi melalui media animasi ini, siswa dapat menganalisis sifat-sifat fisik molekul berdasarkan gaya antarmolekul dengan benar.
Afektif
1.      Selama kegiatan pembelajaran, siswa menghargai pendapat teman lain baik melalui lisan maupun tingkah laku.
2.      Selama mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa mampu mengajukan ide, pendapat atau pertanyaan terkait dengan materi pelajaran.
3.      Apabila diajukan pertanyaan oleh guru atau teman, siswa mampu memberikan resspon positif sesuai dengan materi yang ditanyakan.
4.      Selama mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa menunjukkan keaktifan, kesungguhan, dan kerja keras.
Psikomotor
1.      Siswa dapat mendemonstrasikan keterampilan dalam menggambarkan grafik titik didih dengan molekul yang membentuk ikatan hidrogen.
2.      Siswa dapat merancang gambar gaya antarmolekul.
5.      Pengembangan tes acuan patokan.
Pada tahap ini dilakukan pengembangan seperangkat alat evaluasi, yaitu evaluasi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Bentuk penilaian aspek kognitif yang digunakan adalah essay singkat yang terdiri dari 7 soal dan telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran kognitif. Bentuk penilaian aspek afektif materi gaya antarmolekul yang digunakan adalah lembar observasi yang terdiri dari 10 aspek yang dinilai dan telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran afektif. Bentuk penilaian aspek psikomotor materi gaya antarmolekul yang digunakan adalah lembar observasi yang terdiri dari 2 aspek yang dinilai dan telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran psikomotorik.
6.      Pengembangan strategi pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk pengembangan perangkat pembelajaran kimia materi gaya antarmolekul ini adalah pembelajaran kooperatif group investigation. Sintaks model pembelajaran group investigation tertuang dalam RPP.
7.      Pengembangan perangkat pembelajaran
Perangkat pembelajaran ini dikembangkan dengan penampilan yang berbeda, yaitu dengan menggunakan model dan media pembelajaran yang menarik dan dilengkapi dengan materi ajar dengan variasi warna dan gambar, sehingga materi ajar dalam perangkat pembelajaran juga dapat digunakan oleh siswa. Berikut desain produk pengembangan:
a)      Silabus
Pengembangan silabus dilakukan pada bagian kegiatan pembelajaran dan indikator. Sedangkan SK dan KD yang digunakan adalah SK dan KD dalam silabus KTSP. Rumusan kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan model group investigation dan media animasi, sedangkan indikator merupakan hasil pengembangan yang disesuaikan dengan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik.
b)      RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan disesuaikan silabus. Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP mengacu pada model pembelajaran group investigation dan media animasi.
c)      Materi Ajar
Penyusunan materi ajar berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai peserta didik, yaitu terdiri dari: Pengantar, Gaya London, Gaya van der Waals, Ikatan hidrogen, dan Titik Didih dan titik lebur molekul.
d)     LKS
Penentuan soal-soal latihan dalam lembar kerja siswa disesuaikan dengan materi yang dipelajari dan tujuan yang ingin dicapai. Soal-soal dalam LKS terdiri dari 3 soal masing-masing sudah mencakup gaya van der Waals, gaya London, dan ikatan hidrogen.
e)      Evaluasi
Instrumen evaluasi yang dikembangkan meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa.
f)       Daftar Pustaka
Pada daftar pustaka ditulis semua sumber-sumber yang diperoleh dalam pembuatan perangkat pembelajaran materi gaya antarmolekul. Sumber diperoleh dari buku-buku pelajaran dari berbagai penerbit, dan internet.
8.      Melaksanakan evaluasi formatif
Pada evaluasi formatif diperoleh data dari hasil validasi ahli, penilaian guru, dan uji coba produk yang meilputi hasil observasi dan hasil belajar siswa, yaitu sebagai berikut:
a.       Hasil Validasi Ahli
Skor total yang diperoleh dari angket penilaian perangkat pembelajaran dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 1
Persentase hasil validasi produk oleh tim ahli
Dari grafik tersebut, bisa dilihat bahwa validasi perangkat pembelajaran terakhir oleh ahli 1 sebesar 95% dan ahli 2 sebesar 98,89% yang bisa dikategorikan sangat baik/ sangat layak/ sangat efektif.
b.      Hasil Penilaian Guru
Gambar 2
Persentase hasil penilaian guru
Berdasarkan gambar di atas dapat dikatakan bahwa rata-rata hasil penilaian guru mengenai perangkat pembelajaran adalah 90% dengan kualifikasi produk sangat baik/ sangat layak/ sangat efektif.
c.       Hasil Tanggapan Siswa
Gambar 3.
Persentase tanggapan siswa
Pada grafik di atas dapat dikatakan bahwa pada uji coba I maupun uji coba II telah memenuhi kriteria sangat baik/ sangat layak/ sangat efektif.
d.      Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Gambar 4.
Persentase keaktifan siswa
Berdasarkan grafik diatas diperoleh persentase rata-rata keaktifan siswa pada uji coba I adalah 81,67% dengan kategori sangat aktif sedangkan hasil observasi aktivitas guru selama menggunakan perangkat pembelajaran juga telah memenuhi kategori sangat baik. Pada uji coba kedua diperoleh rata-rata keaktifan siswa sebesar 92,78% dengan kategori sangat aktif, dan hasil observasi aktivitas guru meningkat menjadi 92,50% dengan kategori sangat baik. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa meningkat selama pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran karena lebih dari 75% peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
e.       Hasil Belajar Siswa
Hasil post-test uji coba I di kelas XI.IPA 1 diperoleh sebanyak 19 orang siswa dari 23 siswa kelas XI.IPA 1 telah tuntas menyelesaikan pembelajaran dengan persentase ketuntasan siswa adalah 82,61%. Persentase tersebut menunjukan penggunaan perangkat pembelajaran pada uji coba I belum efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Sedangkan hasil post-test pada uji coba II di kelas XI.IPA 2 adalah sebanyak 23 orang siswa dari 26 siswa kelas XI.IPA 2 telah tuntas menyelesaikan pembelajaran dengan persentase ketuntasan siswa adalah 88,46%. Persentase tersebut menunjukan penggunaan perangkat pembelajaran pada uji coba II sudah efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Karena lebih dari 85% siswa secara klasikal telah mencapai nilai KKM.
9.      Revisi perangkat pembelajaran
Revisi yang dilakukan ada dua tipe. Tipe pertama adalah perbaikan perangkat pembelajaran sesuai dengan saran ahli pada saat validasi produk. Revisi pada validasi pertama adalah perbaikan pada bagian redaksi kalimat, evaluasi kognitif, dan lembar observasi afektif serta psikomotor, revisi pada validasi kedua dilakukan dengan melakukan pengeditan dan memberikan warna yang menarik, dan pada revisi ketiga oleh ahli dikatakan bahwa produk sudah sangat baik. Revisi tipe kedua yang dilakukan adalah perbaikan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari uji coba pertama, yaitu dengan mempertegas dalam memberikan instruksi kegiatan kepada siswa sewaktu pembelajaran.
10.  Melaksanakan evaluasi sumatif
Berdasarkan hasil uji coba dapat dikatakan bahwa produk berupa perangkat pembelajaran sudah memenuhi kritetia efektif dan efisien. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut yang menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar, aktivitas, serta tanggapan siswa setelah kegiatan pembelajaran dari uji coba pertama ke uji coba kedua.








Gambar 4.1.
Peningkatan hasil belajar, aktivitas, serta tanggapan siswa dalam kegiatan  pembelajaran

KESIMPULAN
Pengembangan perangkat pembelajaran pada materi gaya antarmolekul dengan model group investigation dan media animasi ini dilakukan mengikuti sepuluh tahapan pengembangan menurut dick and carey (2001). Hasil validasi menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi kategori sangat baik/ sangat layak/ sangat efektif.
Aktivitas siswa meningkat setelah pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran materi gaya antarmolekul dengan model group investigation dan media animasi, yaitu dengan persentase aktivitas siswa 92,78% sudah memenuhi kategori sangat aktif, yaitu sama atau lebih dari 85% siswa aktif dalam pembelajaran. Sedangkan persentase siswa yang tuntas sesuai KKM adalah 88,46%.  Dari persentase tesebut dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran dengan model group investigation dan media animasi dikatakan efektif meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Dick, W dan Carey, Lou. 2001. The Systematic Design of Instruction Sixt edition. New york. Pearson
Devi. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Bandung: PPPPPTIK IPA
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.41. 2007 Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/standar-proses-_permen-41-2007_.pdf di akses pada 18 September 2011